Monday 9 April 2012

Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran


PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Proses pembelajaran merupakan kegiatan utama di dalam proses pendidikan di sekolah. Pembelajaran berperan penting dalam proses perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotor siswa. Dalam proses pembelajaran tidak bisa terlepas dari berbagai komponen yang ada didalamnya. Bisa dikatakan sebuah pembelajaran jika didalamnya ada yang mengajar (guru), ada yang diajar (siswa), dan yang diajarkan (pelajaran).
Guru merupakan unsur penting di dalam proses pembelajaran. Bagaimanapun seorang guru turut mempengaruhi hasil pembelajaran yang akan dicapai. Oleh karena itu, untuk menghasilkan pembelajaran yang berkualitas maka guru yang mengajar harus memiliki keterampilan yang baik. Keterampilan-keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah keterampilan bertanya, keterampilan memberi penguatan, mengadakan variasi, menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran, membimbing diskusi kelompok kecil, mengelola kelas, dan mengajar kelompok kecil dan perorangan.
Salah satu keterampilan yang penting adalah keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Guru yang memiliki keterampilan ini akan mampu menguasai keadaan siswa. Karena dengan menerapkan keterampilan ini siswa akan memperhatikan pelajaran yang disampaikan guru. Tetapi, jika guru tidak mampu membuka dan menutup pelajaran, maka tujuan pembelajaran akan sulit tercapai. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk menguasai keterampilan membuka dan menutup pelajaran dengan baik agar pembelajaran berlangsung secara efektif dan efisien.
B.     Pokok Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan di dalam makalah ini adalah:
1.      Bagaimana keterampilan membuka pelajaran?
2.      Bagaimana keterampilan menutup pelajaran?


PEMBAHASAN


A.    Pengertian Membuka dan Menutup Pelajaran
Membuka pelajaran atau set induction adalah usaha yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan prakondisi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada pengalaman belajar yang disajikan sehingga akan mudah mencapai kompetensi yang diharapkan.[1] Sedangkan menurut J.J. Hasibuan dan Moedjiono definisi membuka pelajaran diartikan dengan perbuatan guru untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat kepada apa yang akan dipelajari.[2]
Penulis mengartikan keterampilan membuka pelajaran adalah kemampuan seorang guru untuk menarik perhatian siswa sebelum dimulainya proses pembelajaran. Membuka pelajaran dimaksudkan agar siswa memfokuskan perhatian terhadap pelajaran. Dengan demikian, siswa akan benar-benar memahami pelajaran dengan baik.
 Menutup pelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri pelajaran dengan maksud untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa serta keterkaitannya dengan pengalaman sebelumnya, mengetahui tingkat keberhasilan siswa, serta keberhasilan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.[3] Menurut penulis, keterampilan menutup pelajaran adalah kemampuan guru dalam mengakhiri pelajaran untuk mengetahui seberapa besar pencapaian tujuan pembelajaran dan memberikan tindak lanjut terhadap apa yang telah dipelajari.
Membuka dan menutup pelajaran adalah keterampilan yang harus dimiliki guru dalam mengajar. Dengan demikian, keterampilan membuka dan menutup pelajaran harus dilakukan dengan baik oleh guru agar kegiatan pembelajaran memberikan kesan positif dan memiliki makna bagi siswa.
B.     Tujuan Membuka dan Menutup Pelajaran
Kegiatan membuka dan menutup pelajaran yang dilakukan oleh guru memiliki beberapa tujuan, yaitu:
1.      Menimbulkan perhatian dan motivasi siswa terhadap tugas-tugas yang akan dihadapi.
2.      Memungkinkan siswa mengetahui batas-batas tugasnya yang akan dikerjakan.
3.      Siswa dapat mengetahui pendekatan-pendekatan yang akan digunakan dalam mempelajari bagian-bagian pelajaran.
4.      Memungkinkan siswa mengetahui hubungan antara pengalaman-pengalaman yang dikuasai dengan hal-hal baru yang akan dia pelajari.
5.      Memberikan kemungkinan kepada siswa untuk menggabungkan fakta-fakta, keterampilan-keterampilan, konsep-konsep yang tercakup dalam suatu peristiwa.
6.      Memungkinkan siswa dapat mengetahui tingkat keberhasilannya dalam pelajaran.[4]
C.    Komponen Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
Membuka dan menutup pelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan guru secara rutin untuk memulai dan mengakhiri di setiap proses pembelajaran. Kegiatan ini dilakukan guru dengan maksud agar pembelajaran memiliki makna dan bisa mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, agar kegiatan membuka dan menutup pelajaran dapat berjalan sesuai yang diinginkan, maka guru harus menguasai keterampilan membuka dan menutup pelajaran dengan baik.
Membuka dan menutup pelajaran bukanlah sekedar membuka dan menutup saja selayaknya membuka sebuah pintu. Tetapi guru harus memperhatikan beberapa komponen yang berkaitan dengan keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Komponen di dalam membuka pelajaran adalah menarik perhatian siswa, menimbulkan motivasi, memberikan acuan, dan membuat kaitan. Sedangkan komponen menutup pelajaran diantaranya meninjau kembali, mengevaluasi, dan tinjak lanjut.

1.      Komponen Membuka Pelajaran
Ada beberapa komponen di dalam membuka pelajaran agar proses pembelajaran dapat mencapai tujuan yang diinginkan, yaitu:
  1. Menarik Perhatian Siswa
Perhatian siswa merupakan hal yang penting di dalam proses pembelajaran. Karena jika siswa tidak memusatkan perhatiannya terhadap pelajaran maka bagaimana siswa bisa memahami pelajaran dengan baik. Oleh karena itu, guru harus mampu menarik perhatian siswa sebelum menjelaskan pelajaran. Upaya yang dapat dilakukan oleh guru untuk menarik perhatian siswa banyak sekali.
E. Mulyasa memberikan beberapa cara untuk menarik perhatian siswa antara lain dapat dilakukan melalui gaya mengajar guru, menggunakan media dan sumber belajar yang bervariasi, dan menggunakan pola interaksi belajar-mengajar yang bervariasi.[5] Hal tersebut akan dijelaskan lebih rinci pada pembahasan keterampilan mengadakan variasi.
Guru dalam menarik perhatian siswa secara rinci dapat melakukan hal-hal di bawah ini:
1)      Meyakinkan siswa bahwa materi atau pengalaman belajar yang akan dilakukan berguna untuk dirinya.
2)      Melakukan hal-hal yang dianggap aneh bagi siswa, misalnya dengan menggunakan alat bantu.
3)      Melakukan interaksi yang menyenangkan.[6]
Kesimpulannya adalah hendaknya sebelum memulai pelajaran guru mengupayakan agar perhatian siswa terfokus kepada pelajaran. Perhatian siswa merupakan tahap awal untuk siswa dapat memahami pelajaran. Guru dapat melakukan berbagai cara untuk menarik perhatian siswa.

  1. Menimbulkan Motivasi
Motivasi adalah dorongan yang timbul dari diri seseorang sadar atau tidak sadar melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.[7] Tanpa motivasi maka tujuan pembelajaran akan sulit tercapai. Hal ini dikarenakan siswa yang tidak memiliki motivasi maka tidak akan ada rangsangan untuk serius belajar. Motivasi sendiri memiliki beberapa fungsi, yaitu:
1)      Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2)      Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3)      Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.[8]
Kaitannya dengan cara guru untuk menimbulkan motivasi belajar siswa setidaknya ada empat cara yang dapat dilakukan oleh guru, yaitu:
1)      Kehangatan dan semangat
Guru hendaknya memiliki sikap yang ramah, penuh semangat, dan hangat dalam berinteraksi dengan peserta didik.
2)      Membangkitkan rasa ingin tahu
Untuk membangkitkan rasa ingin tahu dalam diri setiap peserta didik, guru dapat melakukan berbagai kegiatan, antara lain bercerita, yang menimbulkan rasa penasaran dan pertanyaan.


3)      Mengemukakan ide yang bertentangan
Ide yang bertentangan dapat dikemukakan guru sekolah pada semua tingkat kelas.
4)      Memperhatikan minat belajar siswa
Agar proses pembelajaran dapat membangkitkan motivasi belajar, maka apa yang disajikan harus sesuai dengan minat peserta didik. Karena setiap peserta didik memiliki perbedaan individual, sulit bagi guru untuk memperhatikan minat setiap peserta didiknya, karena setiap peserta didik akan memiliki minat yang berbeda dengan peserta didik lainnya.[9]
  1. Memberikan Acuan
Memberi acuan adalah usaha mengemukakan secara spesifik dan singkat serangkaian alternatif yang memungkinkan peserta didik memperoleh gambaran yang jelas mengenai hal-hal yang akan dipelajari dan cara yang hendak ditempuh dalam mempelajari materi pembelajaran.[10] Cara yang dapat dilakukan dalam memberikan acuan adalah sebagai berikut:
1)      Mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas
Sebagaimana dikemukakan, untuk memulai pelajaran guru hendaknya mengemukakan tujuan pelajaran dan batas-batas tugas yang harus dikerjakan peserta didik, agar mereka memperoleh gambaran mengenai ruang lingkup materi yang akan dipelajari dan tugas-tugas yang harus dikerjakan.
2)      Menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan
Pada awal pembelajaran atau pada saat-saat tertentu selama pembelajaran, peserta didik akan terarah cara belajarnya atau dalam mengerjakan tugas-tugas, jika guru senantiasa memberikan saran-saran mengenai langkah-langkah kegiatan yang perlu dilakukan. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan contoh terlebih dahulu, atau dengan melakukan suatu demonstrasi.
3)      Mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas. Misalnya, guru mengingatkan peserta didik untuk menemukan hal-hal yang positif dan sifat-sifat mengenai sesuatu konsep, manusia, benda, gambar-gambar dan sebagainya. Selain hal-hal yang positif, peserta didik perlu pula diingatkan untuk menemukan hal-hal yang negatif, yang hilang atau yang kurang lengkap.
4)      Mengajukan pertanyaan
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sebelum menjelaskan materi pembelajaran akan mengarahkan peserta didik terhadap isi pelajaran yang akan dipelajari. Misalnya, sebelum dijelaskan bahwa hujan berasal dari uap, guru dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk membantu peserta didik memahami terjadinya penguapan.[11]
  1. Membuat Kaitan
Bahan pengait sangat penting digunakan bila guru ingin memulai pelajaran baru.[12] Untuk membuat kaitan dalam membuka pelajaran, guru dapat melakukannya dengan menghubungkan antara materi yang akan disampaikan dengan materi yang telah dikuasai peserta didik (pengetahuan siap). Selain itu perlu dikaitkan dengaan pengalaman, minat, dan kebutuhan peserta didik. Cara yang dapat dilakukan guru antara lain:
1)      Mengajukan pertanyaan apersepsi.
2)      Mengulas sepintas garis besar isi pelajaran yang telah lalu.
3)      Mengaitkan materi yang diajarkan dengan lingkungan peserta didik.
4)      Menghubung-hubungkan bahan pelajaran yang sejenis dan berurutan, misalnya itik, ayam, burung, dapat dihubungakan satu sama lain untuk mengajarkan tenatng unggas.[13]
2.      Komponen Menutup Pelajaran
Guru dalam menutup pelajaran tentunya harus memperhatikan beberapa komponen sebagai berikut:
  1. Meninjau Kembali
Meninjau kembali pelajaran yang telah disampaikan dapat dilakukan dengan cara merangkum inti pelajaran atau menarik suatu kesimpulan yang mengacu pada tujuan yang telah dirumuskan. Kegiatan ini dilakukan untuk memantapkan pokok-pokok materi yang telah disajikan. Kegiatan merangkum dan menarik kesimpulan dapat dilakukan oleh peserta didik di bawah bimbingan guru, oleh guru, atau oleh peserta didik bersama guru.[14]
Guru dalam meninjau kembali proses pembelajaran bisa melakukannya dengan cara menyuruh beberapa siswa untuk menyimpulkan inti pelajaran yang telah dipelajari. Guru dapat juga menyuruh seluruh siswa untuk membuat ringkasan pelajaran sehingga siswa memperoleh gambaran secara menyeluruh tentang pokok-pokok persoalan.
  1. Mengevaluasi
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui keefektifan pembelajaran yang dilakukan dan untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan yang telah dirumuskan dapat dicapai oleh peserta didik melalui pembelajaran. Hasil evaluasi dapat digunakan untuk berbagai kepentingan, untuk memberikan penilaian terhadap peserta didik dan juga sebagai balikan untuk memperbaiki program pembelajaran.[15] Ada beberapa cara yang dapat dilakukan guru dalam mengevaluasi penguasaan pelajaran siswa, yaitu:
1)      Mendemonstrasikan keterampilan
2)      Menerapkan ide baru pada situasi lain
3)      Mengekspresikan pendapat sendiri
4)      Memberikan soal-soal tertulis.[16]
  1. Tinjak Lanjut
Tindak lanjut merupakan kegiatan yang harus dilakukan peserta didik setelah pembelajaran dilakukan. Kegiatan tindak lanjut perlu diberikan oleh guru agar terjadi pemantapan pada diri peserta didik terhadap pencapaian tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.[17] Cara yang dapat dilakukan oleh guru adalah dengan memberikan pekerjaan rumah (PR) atau menyuruh siswa untuk berkunjung ke suatu tempat.

Demikian penjelasan mengenai keterampilan membuka dan menutup pelajaran yang harus dimiliki oleh setiap guru. Untuk meningkatkan kemampuan ini guru harus selalu meningkatkannya dengan cara banyak berlatih dan selalu melakukan evaluasi. Untuk mengevaluasinya guru dapat meminta bantuan kepada teman sesama guru untuk menilainya. Guru Jangan pernah merasa malu-malu untuk mendengarkan kritikan orang lain demi kemajuan dan perbaikan untuk pembelajaran yang lebih berkualitas. Selain itu juga guru dapat melakukan diskusi kepada sesama guru mengenai cara mengajar masing-masing guru. Dengan berbagi informasi, maka guru akan mendapatkan informasi tambahan tentang cara mengajar yang lebih baik lagi.



PENUTUP


A.    Kesimpulan
Keterampilan membuka pelajaran adalah kemampuan seorang guru untuk menarik perhatian siswa sebelum dimulainya proses pembelajaran. Membuka pelajaran dimaksudkan agar siswa memfokuskan perhatian terhadap pelajaran. Dengan demikian, siswa akan benar-benar memahami pelajaran dengan baik. Keterampilan membuka pelajaran diterapkan oleh guru pada saat awal akan memulai pelajaran sebagai dasar proses pembelajaran. Di dalam membuka pelajaran, ada beberapa komponen yang harus diperhatikan oleh guru, yaitu:
1.      Menarik perhatian
2.      Menimbulkan motivasi
3.      Memberikan acuan
4.      Membuat kaitan
Keterampilan menutup pelajaran adalah kemampuan guru dalam mengakhiri pelajaran untuk mengetahui seberapa besar pencapaian tujuan pembelajaran dan memberikan tindak lanjut terhadap apa yang telah dipelajari. Menutup pelajaran dilakukan sebagai ending proses pembelajaran setiap jam pertemuannya. Tujuannya adalah untuk me-review kembali kegiatan pembelajaran dan mengevaluasi pembelajaran. Ada beberapa komponen yang harus diperhatikan dalam menutup pelajaran, yaitu:
1.      Meninjau kembali
2.      Mengevaluasi
3.      Tindak lanjut.
B.     Kritik dan Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan keterbatasan. Kekurangan tersebut dikarenakan keterbatasan penulis baik dari segi keterbatasan sumber referensi, waktu, dan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran pembaca untuk perbaikan makalah ini.


DAFTAR PUSTAKA


Hasibuan, J.J. dan Moedjiono. 2009. Proses Belajar Mengajar. Cetakan ke-13. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Kusnadi, dkk. 2008. Strategi Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Pekanbaru: Yayasan Pusaka Riau.

Mulyasa, E. 2007. Menjadi Guru Profesional (Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan). Cetakan ke-6. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sanjaya, Wina. 2008. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Cetakan ke-4. Jakarta: Kecana.

____________. 2011. Strategi Pembelajaran (Berorientasi Standar Proses Pendidikan). Cetakan ke-8. Jakarta: Kencana.

Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Edisi ke-1, Cetakan ke-20. Jakarta: Rajawali Pers.







[1] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran (Berorientasi Standar Proses Pendidikan), Cetakan ke-8, (Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 42.
[2] J.J. Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar , Cetakan ke-13, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 73.
[3] Wina sanjaya, Strategi, hlm. 43.
[4] J.J. Hasibuan dan Moedjiono, op. cit., hlm. 74.
[5] E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional (Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan), Cetakan ke-6, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), hlm. 85.
[6] Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Cetakan ke-4, (Jakarta: Kecana, 2008),  hlm. 172.
[7] Kusnadi, dkk., Strategi Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), (Pekanbaru: Yayasan Pusaka Riau, 2008), hlm. 70.
[8] Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Edisi ke-1, Cetakan ke-20, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hlm. 85.
[9] E. Mulyasa, op. cit., hlm. 85-86.
[10] Ibid., hlm. 86.
[11] Ibid., hlm. 87.
[12] J.J. Hasibuan, op. cit., hlm. 75.
[13] E. Mulyasa, op. cit.,  hlm. 87-88.
[14] Ibid., hlm. 88.
[15]Ibid.
[16] Kusnadi, dkk., op. cit., hlm. 93.
[17] Ibid., hlm. 89.

0 comments: